Kisah Sukses Pengkhianat Palestina

Menjadi pengusaha kaya di Israel.

Bagi kebanyakan orang, uang mungkin segalanya. Prinsip inilah yang dipegang teguh Siad, warga Jalur Gaza.

Demi duit, ia rela menghianati perjuangan bangsanya sendiri. Ayah empat anak ini menjadi informan bagi pasukan Israel. Tugasnya memberi tahu di mana anggota Hamas dan Jihad Islam bersembunyi. “Saya memberikan informasi ke Israel antara 1977 dan 1996,” kata Siad sambil menyeruput kopi panas di ruang tamu rumahnya yang mewah.

Selama 19 tahun menjual informasi, Siad memperoleh kenyamanan hidup. “Ketika saya minta sebatang rokok, Israel memberikan sebungkus,” ujarnya memberi tamsil. Padahal, saudara sebangsanya yang dijajah Israel hidup serba kekurangan dan ketakutan. Kondisi sekitar 1,5 juta warga Gaza makin menderita setelah negara Zionis itu memblokade wilayah itu pada pertengahan Juni tahun lalu. Mereka kekurangan pasokan bahan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan obat-obatan.

Semua itu tak percuma. Sekarang, Siad bersama istri dan dua putranya hidup nyaman di Sderot, kota di selatan Israel hanya satu kilometer dari perbatasan Gaza. Rumahnya berlokasi di sebuah jalan utama di Sderot berisi tiga kamar tidur dan dilengkapi peralatan mewah. Satu sedan BMW berwarna putih ada di garasi. Bisnisnya di bidang besi dan konstruksi maju pesat.

Ia pindah ke kota ini sepuluh tahun lalu bersama 79 penghianat lainnya lantaran keselamatan keluarga mereka terancam. “Karena itulah saya kemari dan menjadi warga negara Israel. Sebab itu, mereka telah memberi saya kartu identitas,” ujar Siad.

Sayangnya, Siad tidak bisa membawa kabur semua keluarganya. Alhasil, dua putranya menjadi korban balas dendam pejuang Palestina. Seorang ditembak mati dan satu lagi dipenjara.

Namun tidak semua penduduk Sderot menyambut baik, termasuk Batya Katar yang bekerja di bengkel mobil. Ia tidak yakin orang seperti Siad bisa benar-benar mencintai Israel. Ia malah menuding sejak kehadiran 80 keluarga pengkhianat Palestina, tembakan roket Qassam dari Gaza makin mengenai sasaran. “Tiap kali Qassam ditembakkan, Siad menari-nari,” kata Batya.

Menurut Natan Shrayber, pengacara para pengkhianat itu, kliennya memang pantas mendapatkan apa yang dimiliki sebagian besar warga Israel. “Orang-orang ini telah membantu pasukan keamanan Israel menghancurkan Hamas dan musuh-musuh Israel lain. Tanpa pertolongan mereka, kualitas intelijen Israel tidak bagus,” ujarnya.

BBC/Faisal Assegaf

3 thoughts on “Kisah Sukses Pengkhianat Palestina

  1. cuih, Orang seperti ini persis seperti Panglima Laot waktu perjuangan Cut Nya Dien dan persis seperti Muso saat bangsanya sedang berjibaku dengan Belanda. .

    Sekarang oleh bangsanya dianggap pengkhianat, oleh bangsa yang dia layani dianggap sebagai hipokrit yang melayani demi uang, kalau sudah tak berguna lagi, bakal dibuang orang-orang seperti ini.

    Mati sajalah pengkhianat sebuah bangsa tertindas

  2. Kacian deeh lu penghianat. Di Palestina di benci orang

    Di Israel di curigain ama tetangga sendiri. emang enak jadi penghianat? haha

    no place for traitor

Leave a comment